You are currently browsing the daily archive for November 12, 2007.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa saya bukan orang yang kudus dan bukan orang tidak pernah melakukan kemunafikan sehingga saya berani menulis post ini, melainkan didasari oleh sebuah keinginan untuk berbagi tentang apa yang saya peroleh mengenai kemunafikan dari saat teduh saya menggunakan buku Our Daily Bread. Kiranya bisa menjadi berkat bagi orang banyak.

Orang Kristen terpanggil untuk hidup kudus dan berkenan dihadapan Tuhan. Tapi yang sering terjadi adalah, kebanyakan orang Kristen “menjadi” kudus dihadapan manusia. Maksudnya adalah, kebanyakan orang “berusaha” untuk tampil sebagai seorang yang kudus, baik, tidak bercela hanya jika dihadapan (sedang diperhatikan, sedang diamati oleh) orang banyak. Tapi apabila tidak ada yang melihat, maka orang tersebut akan berbalik 1800 dari sandiwara yang sedang dia mainkan.

One sanctimonious hypocrite makes a hundred unbelievers.

Kalimat di atas sungguh benar adanya. Ketika saya kecil, guru sekolah minggu saya pernah bercerita mengenai seorang pemuda yang senang ke sebuah gereja, karena di gereja tersebut ada seorang pendeta yang bagus sekali berkotbah, ramah terhadap jemaat-jemaatnya, intinya sangat disenangi di gereja. Akan tetapi, pada suatu hari, si pemuda tersebut melihat sang pendeta, yang sangat ia kagumi, memasuki rumah bordil, jelas bukan untuk melakukan penginjilan. Hati si pemuda langsung hancur, dia merasa sangat kecewa dengan tindakan pendeta tersebut. Karena kekecewaan yang teramat sangat, orang tersebut akhirnya berhenti ke gereja, dan mendirikan sebuah “gereja” baru, yaitu Satanic Church. Ya, saya yakin pembaca sudah mengetahui siapa orang tersebut.

Terlepas apakah cerita di atas sungguh terjadi atau tidak, cerita tersebut menggambarkan dengan sangat baik kalimat yang saya cetak tebal dan miring di atas. Satu orang munafik yang pura-pura hidup kudus akan menyebabkan banyak orang menjadi tidak percaya.

Jadi, bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap kondisi di atas? Saya membaginya menjadi dua, sebagai orang yang berpotensi menjadi contoh dan sebagai orang yang mencontoh. Sebagai orang yang berpontensi menjadi contoh, jagalah sikap anda, tidak perlu berpura-pura kudus apabila anda memang tidak. Bersikap wajar dan akui semua kekurangan anda. Tapi jangan juga menjadi seperti orang yang lepas kontrol, mengumbar semua kelemahan anda, melainkan minta pertolongan Roh Kudus setiap saat untuk membimbing anda dalam kehidupan anda, sehingga orang yang melihat anda, bisa melihat Kristus dalam anda. Sebagai orang yang mencontoh, jangan pernah terlalu berlebihan memuja seseorang, baik dia pendeta, pemimpin pujian, atau profesi apapun. Sadarilah bahwa mereka juga manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan. Jangan menjadi kecewa ketika melihat seseorang yang sangat anda kagumi melakukan sesuatu yang menurut anda tidak layak, dan juga jangan munghujatnya. Doakan, supaya orang tersebut menyadari kesalahannya dan berbalik ke jalan yang benar. Dan di atas semuanya itu, selalulah berpegang pada ajaran yang benar yang sudah dinyatakan dalam Alkitab.

Demikian perenungan saya, semoga bisa menjadi berkat bagi pembaca sekalian.

Live so that others will want to know Jesus.

November 2007
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930